9 Oct 2025, Thu

Membuat Konten Trending – Generasi Z (Gen Z) dikenal sebagai generasi paling aktif di dunia digital. Mereka lahir di tengah perkembangan pesat teknologi dan tumbuh bersama media sosial seperti TikTok, Instagram, YouTube, dan X (Twitter). Tak heran jika mereka menjadi penentu tren baru di internet — dari gaya hidup, fashion, musik, hingga cara berpikir.

Bagi kreator, marketer, atau brand, memahami cara membuat konten yang disukai Gen Z adalah kunci untuk bertahan dan berkembang di dunia digital saat ini. Tapi bagaimana caranya agar kontenmu bisa viral, relatable, dan disukai Gen Z?

Artikel ini akan membahas secara mendalam strategi, psikologi, dan teknik membuat konten yang trending di kalangan Gen Z — lengkap dengan contoh nyata dan tips praktis.


1. Pahami Karakter Gen Z Sebagai Audiens Utama

Sebelum membuat konten, kamu perlu memahami siapa Gen Z sebenarnya.

🔍 Ciri-ciri Gen Z:

  • Berusia antara 13–28 tahun (lahir sekitar 1997–2012).
  • Digital native: mereka tidak mengenal dunia tanpa internet.
  • Cepat bosan: mereka hanya butuh 3–5 detik untuk memutuskan apakah sebuah konten layak ditonton atau tidak.
  • Mencari keaslian: mereka lebih suka konten jujur dan apa adanya daripada promosi yang terlalu “palsu.”
  • Peduli isu sosial: seperti keberlanjutan lingkungan, kesetaraan gender, dan kesehatan mental.

🎯 Kesimpulan:
Jika ingin disukai Gen Z, jadilah autentik, cepat, dan relevan. Jangan membuat konten yang terlalu kaku atau hanya berfokus pada penjualan.


2. Tentukan Platform yang Tepat

Tidak semua platform cocok untuk semua jenis konten.

📱 Platform yang paling sering digunakan Gen Z:

Platform Jenis Konten yang Disukai
TikTok Video pendek, tren lucu, tantangan (challenge), tips cepat
Instagram Story, Reels, carousel edukatif, estetik visual
YouTube Vlog, video edukasi, reaction, podcast visual
X (Twitter) Thread informatif, opini lucu, komentar tren
Pinterest Inspirasi gaya hidup, fashion, desain, resep, DIY

💡 Tips:

  • Fokus pada 1–2 platform utama dulu agar bisa konsisten.
  • Sesuaikan gaya bahasa dan durasi konten dengan karakter pengguna platform tersebut.

3. Ikuti Tren, Tapi Jangan Hanya Meniru

Banyak orang ingin viral dengan cara menyalin tren, padahal yang membuat Gen Z tertarik adalah keunikan.

Langkah efektif:

  1. Amati tren yang sedang naik (gunakan fitur Trending Sound di TikTok atau Explore Page di Instagram).
  2. Tambahkan sentuhan pribadi — misalnya dari pengalamanmu, sudut pandang berbeda, atau gaya khas.
  3. Gunakan musik viral, efek populer, atau caption lucu.

📈 Contoh:
Tren “Day in My Life” bisa dibuat lebih menarik dengan tema lokal:

“Sehari jadi freelancer di Jakarta yang ngopi terus tapi belum kaya.”

Hasilnya? Relatable, lucu, dan berpeluang viral karena mendekati realitas audiens.


4. Buat Hook (Pembuka) yang Menarik Dalam 3 Detik Pertama

Gen Z punya perhatian yang singkat — jadi, bagian pertama kontenmu adalah penentu utama.

Contoh hook efektif:

  • “Kamu pasti pernah ngalamin ini…”
  • “Coba tebak, berapa harga outfit aku yang totalnya nggak nyampe 100 ribu?”
  • “Ternyata ini rahasia influencer biar kontennya viral, bukan karena algoritma!”

🎥 Tips:

  • Mulai dengan ekspresi wajah yang kuat.
  • Gunakan teks besar di layar.
  • Langsung masuk ke intinya, hindari pembukaan panjang.

5. Gunakan Visual yang Kuat dan Dinamis

Gen Z menyukai visual yang estetik tapi tetap natural.
Kamu tidak harus punya kamera mahal — cukup gunakan smartphone dengan pencahayaan bagus dan gaya visual yang konsisten.

📸 Teknik visual yang menarik:

  • Gunakan color tone khas (warm, vintage, pastel, atau neon).
  • Tambahkan teks animasi untuk memperkuat pesan.
  • Pastikan ada cut cepat setiap 2–3 detik agar tidak membosankan.
  • Gunakan filter atau efek trendi seperti efek VHS, cinematic blur, atau AI overlay.

6. Bangun Storytelling yang Relatable

Konten yang trending biasanya mengandung cerita yang mudah dirasakan audiens.
Gen Z menyukai konten yang membuat mereka berkata, “Wah, itu banget gue!”

🧩 Formula storytelling sederhana:

  1. Masalah – gambarkan situasi yang familiar (“Pernah nggak sih ngerasa capek banget tapi nggak tahu kenapa?”)
  2. Konflik – tambahkan drama kecil (“Gue kira burnout, ternyata kurang tidur!”)
  3. Solusi / Insight – berikan pelajaran atau lucunya cerita itu (“Jadi sekarang gue nggak overthinking kalau ngantuk lagi.”)

Dengan formula ini, bahkan video sederhana bisa terasa hidup dan menyentuh.


7. Gunakan Humor, Tapi Tetap Relevan

Humor adalah bahasa universal Gen Z. Namun, gaya humornya sangat khas: sarkastik, absurd, dan spontan.
Mereka menyukai candaan ringan yang terasa seperti percakapan teman sebaya.

⚠️ Catatan penting:
Hindari humor yang bersinggungan dengan SARA, body shaming, atau seksisme.
Cobalah gaya humor seperti:

  • Self-deprecating humor (menertawakan diri sendiri).
  • Situational meme (mengambil kejadian harian jadi lucu).
  • Trend remix (memodifikasi tren dengan twist baru).

8. Kolaborasi dengan Kreator Lain

Kolaborasi bisa memperluas jangkauan audiens dan menambah kepercayaan.
Gen Z cenderung mempercayai konten hasil kerja sama antar kreator daripada iklan formal.

💬 Ide kolaborasi:

  • Duet di TikTok dengan kreator relevan.
  • Podcast ringan bareng teman dengan topik santai tapi bermakna.
  • Giveaway bareng brand kecil lokal.

Semakin natural kolaborasinya, semakin disukai Gen Z.


9. Gunakan Data dan Analitik untuk Evaluasi

Agar kontenmu terus relevan, gunakan data performa dari platform digital.
Cek:

  • Video mana yang paling banyak disimpan atau dikomentari.
  • Jam tayang terbaik (prime time Gen Z biasanya 19.00–22.00).
  • Durasi rata-rata penonton berhenti menonton video.

Dengan data ini, kamu bisa memperbaiki gaya penyajian, durasi, hingga topik agar kontenmu makin kuat.


10. Bangun Komunitas, Bukan Sekadar Pengikut

Gen Z tidak hanya ingin menonton — mereka ingin terlibat.
Mereka menghargai kreator yang membangun hubungan dua arah.

🧠 Tips membangun komunitas:

  • Balas komentar dengan tulus.
  • Buat polling atau Q&A untuk melibatkan audiens.
  • Gunakan fitur “close friend” atau “exclusive content” untuk membuat kedekatan.

Ketika audiens merasa dilibatkan, mereka akan setia dan ikut menyebarkan kontenmu secara sukarela.


Baca Juga : Mengapa Gen Z lebih suka Membaca Postingan Medsos Ketimbang Artikel?

Kesimpulan

Membuat konten yang trending dan disukai Gen Z bukan soal keberuntungan, tapi soal strategi, konsistensi, dan empati terhadap audiens.
Gen Z menyukai konten yang:

  • Cepat dan visualnya menarik.
  • Jujur dan apa adanya.
  • Relatable dengan kehidupan sehari-hari.
  • Memberi nilai, hiburan, atau inspirasi.

Dengan menggabungkan cerita autentik, tren yang relevan, dan gaya komunikasi ringan, kamu bisa menciptakan konten yang bukan hanya viral sesaat, tapi juga membangun hubungan jangka panjang dengan audiens muda.


FAQ (Pertanyaan Umum)

Q1: Berapa lama durasi ideal untuk konten Gen Z?
A1: 10–30 detik di TikTok atau Reels sudah cukup. Jika di YouTube, usahakan <10 menit untuk vlog atau podcast ringan.

Q2: Apakah penting mengikuti tren setiap saat?
A2: Tidak selalu. Fokus pada value dan gaya khasmu. Tren bisa membantu eksposur, tapi identitas adalah kunci keberlanjutan.

Q3: Apakah perlu menggunakan AI untuk membuat konten?
A3: Bisa! Gunakan AI untuk membantu ide, caption, atau editing. Tapi tetap jaga keaslian agar tidak terasa “robotik”.

By Jonathan Ward

Jonathan Ward adalah seorang penulis dan penghibur asal Medan, Indonesia. Dengan kemampuan menulis yang kuat, ia berhasil menciptakan karya-karya yang menarik perhatian pembaca