Di era digital saat ini, konten video seperti YouTube Shorts, TikTok, dan Instagram Reels mendominasi perhatian pengguna internet. Banyak orang beranggapan bahwa artikel tulisan mulai kehilangan pengaruhnya, terutama bagi generasi muda yang lebih menyukai konsumsi informasi secara cepat dan visual.
Namun, apakah benar Konten Artikel sudah tidak diminati lagi? Atau justru artikel tetap menjadi bagian penting dari ekosistem digital, terutama dalam strategi SEO, branding, dan edukasi? Artikel ini akan membahas perbandingan minat pengguna, kelebihan masing-masing format, dan tren konsumsi konten digital 2025.
1. Statistik Konsumsi Konten Artikel vs Konten Video
a. Konten Video
Menurut data Statista 2025, rata-rata pengguna internet menghabiskan lebih dari 100 menit per hari menonton video online. Platform populer seperti TikTok, YouTube, dan Instagram Reels menjadi sumber hiburan sekaligus informasi bagi jutaan orang di seluruh dunia.
b. Konten Artikel
Meskipun video terlihat lebih populer, data dari HubSpot 2025 menunjukkan bahwa:
- 77% pengguna internet masih membaca artikel online untuk mencari informasi detail.
- Konten artikel panjang (2000+ kata) mendapat engagement tinggi di blog dan website berita.
- Artikel tetap menjadi sumber utama untuk penelitian, review, tutorial, dan berita mendalam.
Kesimpulan sementara: Video lebih menarik untuk konsumsi cepat dan hiburan, tetapi artikel tetap relevan untuk edukasi, SEO, dan informasi terstruktur.
2. Kelebihan Konten Artikel
Berikut beberapa keunggulan artikel dibanding video:
a. SEO dan Trafik Organik
- Artikel memungkinkan website untuk mendapatkan peringkat tinggi di mesin pencari Google.
- Konten video tidak seoptimal artikel dalam hal SEO jika tidak diimbangi deskripsi, transcript, dan metadata.
b. Penyajian Informasi Mendalam
- Artikel memungkinkan pembaca memahami topik secara detail dan terstruktur.
- Cocok untuk tutorial, riset, laporan, dan opini.
c. Kemudahan Akses
- Artikel lebih ringan dan mudah diakses di semua perangkat, bahkan untuk koneksi internet lambat.
- Video memerlukan kuota besar dan waktu lebih lama untuk ditonton.
d. Referensi & Dokumentasi
- Artikel bisa menjadi dokumen yang mudah diarsipkan, dicetak, atau dikutip dalam penelitian.
- Video kurang fleksibel untuk kebutuhan referensi ilmiah atau bisnis.
3. Kelebihan Konten Video
Meski artikel tetap diminati, konten video memiliki keunggulan yang sulit disaingi, seperti:
a. Visual dan Audio
- Kombinasi gambar, teks, animasi, dan suara membuat informasi lebih mudah dipahami dan menarik.
b. Emotional Engagement
- Video mampu membangkitkan emosi lebih cepat, sehingga cocok untuk storytelling, promosi, atau hiburan.
c. Shareability
- Video lebih mudah dibagikan di media sosial, meningkatkan peluang viral dan branding personal atau bisnis.
d. Format Cepat & Praktis
- TikTok, YouTube Shorts, atau Instagram Reels memungkinkan pengguna mengonsumsi informasi hanya dalam beberapa detik hingga satu menit.
4. Tren Konsumsi Konten Digital 2025
Beberapa tren penting yang terlihat pada tahun 2025:
a. Hybrid Content
- Banyak website dan brand mulai menggabungkan artikel + video. Misal, artikel blog dilengkapi video pendek atau animasi untuk meningkatkan engagement.
b. Microlearning
- Artikel pendek dan video singkat menjadi populer untuk pembelajaran cepat, terutama bagi Gen Z dan profesional muda.
c. AI dan Personalisasi
- AI tools memungkinkan konten artikel dibuat otomatis sesuai preferensi pembaca.
- Video AI juga muncul, tetapi artikel tetap unggul untuk detail dan akurasi informasi.
d. Voice Search & Audio Content
- Podcast dan artikel audio meningkat, tetapi konten tertulis tetap menjadi sumber referensi utama.
5. Siapa yang Masih Mengonsumsi Artikel?
Meskipun video mendominasi, beberapa kelompok tetap mengutamakan artikel, antara lain:
- Profesional & Pebisnis: untuk riset pasar, strategi bisnis, dan insight mendalam.
- Pelajar & Mahasiswa: untuk referensi tugas, makalah, dan materi belajar.
- Peneliti & Akademisi: artikel ilmiah dan jurnal tetap menjadi sumber utama.
- Pencari Tutorial & How-To: mereka membutuhkan langkah-langkah detail, lebih mudah dipelajari lewat tulisan.
Baca Juga : Berikut Cara Membuat Konten Yang Trending & Banyak Di Sukai Gen Z
6. Tips Membuat Konten Artikel Tetap Menarik
Agar artikel tetap diminati di era video, beberapa strategi bisa diterapkan:
a. Gunakan Visual dan Infografik
- Sertakan gambar, diagram, atau infografik agar artikel lebih hidup dan mudah dipahami.
b. Buat Judul Menarik & Click-Worthy
- Judul yang menarik akan meningkatkan click-through rate (CTR), misal:
“10 Cara Efektif Belajar Online ala Gen Z”
c. Gunakan Subheading dan Bullet Points
- Mempermudah pembaca untuk memindai artikel dan menemukan informasi penting.
d. Integrasi Video Singkat
- Tambahkan video singkat di dalam artikel untuk menarik pembaca visual dan audiens video sekaligus.
e. Optimasi SEO
- Gunakan keyword, meta description, internal link, dan alt text pada gambar agar artikel mudah ditemukan di Google.
Kesimpulan
Konten video memang sedang naik daun dan cenderung lebih menarik perhatian publik secara cepat. Namun, konten artikel tetap relevan, terutama untuk edukasi, tutorial, riset, dan strategi SEO.
Di era digital 2025, kombinasi artikel dan video merupakan strategi terbaik untuk menjangkau berbagai jenis audiens. Artikel tetap diminati, terutama oleh pembaca yang mencari informasi mendalam, referensi, dan konten yang bisa dipelajari secara serius.
Dengan strategi yang tepat — seperti penggunaan visual, SEO, dan integrasi video — artikel bisa tetap bersaing dan relevan di dunia digital yang serba cepat.